Kelahiran Yesus

PENDAHULUAN
Sosok Yesus sangat populer di kalangan umat Kristiani dan juga umat Muslim, karena dalam dua Kitab Suci (Alkitab dan Al-Qur’an) menceritakan tentang sosok tersebut. Hanya saja penyebutannya dalam dua Kitab Suci itu berbeda. Dalam Alkitab Perjanjian Baru dikenal dengan sebutan Yesus (’IhsouV), sedangkan dalam Al-Qur’an dikenal dengan sebutan Isa-Almasih.
Nama Yesus sendiri, berasal dari bahasa Ibrani yesyu’a, yang memiliki arti “keselamatan, pertolongan”. Awal abad I M., nama Yesus adalah nama yang umum. Tapi mencolok sekali bahwa menjelang akhir abad I nama itu lenyap : orang Kristen menganggap nama itu terlalu suci untuk dijadikan nama diri, sedangkan orang Yahudi menganggapnya jijik. Untuk membedakan Yesus (Mesias) dari orang-orang lain yang menyandang nama itu, maka Dia disebut Yesus orang Nazaret.[1]
Yesus menjadi terkenal, karena melakukan banyak mukjizat. Hal tersebut diuraikan dengan jelas dalam Alkitab dan Al-Qur’an. Perbedaan dari kedua Kitab Suci itu terletak pada kebangkitan Yesus. Dalam Alkitab, ke-empat Injil dengan tegas memberikan kesaksian tentang kematian dan kebangkitan Yesus. Sedangkan Al-Qur’an hanya mengatakan bahwa Yesus terangkat ke surga, tidak menjelaskan tentang kematian dan kebangkitan.
Selain dipublikasikan dalam Kitab Suci. Pada masa kini, sosok tersebut telah banyak dipublikasikan melalui berbagai media. Karangan buku dari beberapa ahli teolog tentang Yesus, dengan judul yang berbeda-beda pun mulai beredar. Hanya saja dari sekian banyak buku, cuman sedikit saja yang menguraikan tentang kelahiran Yesus secara detail. Kebanyakan dari buku-buku tersebut lebih fokus pada cerita kepelayanan, kematian dan kebangkitan Yesus.
Dalam Perjanjian Baru, hanya ada dua injil yang menceritakan tentang kelahiran Yesus, yakni Injil Matius dan Lukas. Dua injil sinoptik ini memiliki gaya yang berbeda dalam menceritakan tentang kelahiran Yesus. Injil Matius menceritakan tentang kelahiran Yesus dengan kedatangan orang majus, sedangkan injil Lukas menceritakan tentang kelahiran Yesus dengan kedatangan para gembala. Dan yang akan kita bahas yakni kelahiran Yesus yang diceritakan dalam injil Lukas (Lukas 2:1-20).



 KELAHIRAN YESUS DALAM INJIL LUKAS
Penulis, Waktu dan Tempat penulisan injil Lukas
Dengan melakukan analisis perbandingan terhadap Kisah Para Rasul 1:1. Kita dapat mengetahui identitas dari penulis injil Lukas. Kata “Teofilus” yang digunakan penulis dapat kita jadikan acuan, sehingga kita dapat berasumsi bahwa penulis injil Lukas ini adalah tokoh yang sama dengan yang menulis Kisah Para Rasul. Oleh karena itu “Teofilus” menjadi orang yang sama, yang merupakan penerima dari Kisah Para Rasul dan Injil Lukas ini. Tradisi yang ada dengan suara bulat lantas menunjuk Lukas sebagai penulisnya, meskipun dalam kitab ini namanya tidak disebutkan.
Nama Lukas (Latin: Lucius) cukup lazim di zaman itu. Nama itu tiga kali tampil dalam Perjanjian baru (Kol 4:14; Fil 1:24; 2 Tim 4:11). Dalam Kol. 4:14 ia disebut Tabib dan sahabat Paulus, sedangkan dalam Fil 1:24 “Teman Sekerja Paulus”. Dari Kol 4:10-14 jelas bahwa Lukas itu bukan seorang Yahudi.[2] Sedangkan menurut tradisi, Lukas adalah seorang seniman, dan ia melukis lukisan-lukisan bagi gereja yang pertama. Injilnya adalah yang paling tinggi nilai sasteranya di antara yang lainnya.[3]
Dari gaya sastra injil Lukas dan Kisah Para Rasul dan dari sifat dan isi kedua Kitab itu, jelas bahwa lukas adalah seorang Yunani berpendidikan baik. Kualitas-kualitasnya yang baik sebagai seorang sejarawan yang baik dan dapat dipercaya mengenai zaman kuno, diakui oleh para ahli yang tidak memihak pada zaman sekarang ini. Bahwa ia dokter yang berpendidikan ditunjukkan oleh sifat isi Injil Lukas dan Kisah Para Rasul maupun oleh istilah-istilah khusus yang ia gunakan untuk menggambarkan kasus-kasus penyakit dalam tulisan-tulisan itu. Setelah kematian Paulus apa yang terjadi dengan Lukas tidak diketahui secara pasti. Ia nampaknya terus melayani Tuhan sampai ia meninggal di Boeotia, dalam usia 84 tahun.[4]
Menurut para ahli, Lukas menyusun bukunya itu setelah injil Markus (± 60 M) ditulis. Untuk penentuan tahun penulisan para ahli memiliki pendapat yang berbeda-beda. Tujuan penulisan injil Lukas dapat kita lihat pada Lukas 1:1-4. Sedangkan mengenai tempat penulisan injil Lukas tidak ada petunjuk yang pasti dimana Lukas menulisnya.
Mungkin ia ditulis di luar Palestina, meskipun ada kemungkinan ia di susun di Kaisarea. Banyak pendapat, antara lain Roma, Kaisarea, Akhaya. Asia kecil dan Aleksandria, hanyalah perkiraan. Bahkan tidak ada tradisi pasti mengenai tempat asal penulisannya.[5] Namun menurut kelompok injil Lukas bisa saja ditulis di tempat yang berbeda-beda, mengingat bahwa ia adalah rekan sekerja Paulus. Dalam hal kepelayanan, ia sama dengan paulus yang suka berpindah tempat.
Latar belakang kelahiran Yesus dalam Lukas 2:1-20
Kelahiran Yesus yang diceritakan dalam Lukas 2:1-20, terjadi pada masa pemerintahan Romawi. Yang pada waktu itu dipimpin oleh Caius Julius Caesar Oktavianus (31seb. M.-14M). Setelah mengalahkan Antonius dan Cleopatra pada tahun 31 seb. M. Ia menyusun kembali pemerintahan Romawi dan membuat perekonomian pemerintahan Romawi menjadi semakin maju. Hal ini membuat senat menganugerahkan gelar ‘Agustus’ kepadanya pada tahun 27 M. Setelah Lepidus, mati pada tahun 12 seb.M, Agustus menjadi pemegang kekuasaan mutlak dalam kekaisaran Romawi.[6] Salah seorang dari pelayan yang paling setia dalam menjalankan kebijaksanaannya adalah Herodes Agung. Julukan “yang Agung” dipakai oleh Yosefus untuk membedakan dia dari anak-anaknya yang juga memakai nama Herodes. Dalam injil Matius nama Herodes muncul sebagai tokoh yang tidak menyukai kelahiran Yesus. Sehingga ia pun mengeluarkan perintah untuk membunuh anak-anak di Betlehem yang berumur dua tahun ke bawah (Matius 2:16).
Kehidupan di Palestina pada masa itu (abad I) menggunakan empat bahasa yaitu : Latin, Yunani, Aram, dan Ibrani. Kebudayaan Yunani yakni Helenisme juga berpengaruh dalam beberapa hal yang berhubungan dengan ibadah keagamaan. Praktik-praktik Yunani-Romawi tentang abortus dan menelantarkan bayi adalah asing bagi adat Yahudi.[7]
Analisis Sumber
Para penulis Injil Sinoptik (Matius, Markus dan Lukas), dalam menceritakan kisah tentang Yesus menggunakan sumber. Berdasarkan hasil bacaan terhadap beberapa literatur, tradisi lisan merupakan sumber dasar yang digunakan oleh penulis Injil Sinoptik. Tradisi lisan ini memberikan beberapa keterangan tentang Yesus mulai dari kelahiran, masa kanak-kanak, kepelayanan, kematian sampai pada kebangkitan. Keterangan tentang Yesus tersebut diperoleh dari beberapa orang terdekat Yesus. Sedangkan Q (Quelle, yang berarti : sumber) merupakan dokumen yang tersusun berdasarkan hasil penelitian dari para ahli pada zaman Yesus. Dalam dokumen Q termuat tentang ucapan-ucapan Yesus, namun dokumen Q tidak menceritakan tentang kelahiran Yesus.
Menurut para ahli, Injil Markus yang paling tua di antara Matius dan Lukas (Injil Sinoptik). Dalam proses penyusunan cerita tentang Yesus, Injil Markus ini menggunakan tradisi lisan dan juga Q. Sedangkan injil Lukas menurut para ahli merupakan injil yang paling muda di antara Injil Sinoptik. Proses penyusunan cerita tentang Yesus dalam injil Lukas, menggunakan empat sumber. Yang pertama Markus, kedua Matius, ketiga tradisi lisan atau dikenal dengan sumbernya sendiri (Lukas 1:1-3), dan yang keempat Q. Dalam Lukas 2:1-20 penulis menjabarkan cerita tentang kelahiran Yesus dengan menggunakan dua sumber, yakni tradisi lisan atau dikenal dengan sumbernya sendiri, dan yang kedua Matius.
Untuk teks yang menyatakan tentang tempat kelahiran Yesus di Betlehem, ada kemungkinan bahwa penulis menggunakan Matius sebagai sumber (Band. Teks Matius 2:1 dengan Lukas 2:4-7,15), sedangkan untuk  ayat-ayat lainya penulis menggunakan tradisi lisan atau dikenal dengan sumbernya sendiri.
Analisis Literer
Injil Lukas menurut keterangan Kisah Para Rasul 1:1 merupakan buku pertama yang disusun oleh Lukas untuk “Teofilus”. Dalam Lukas 2:1-20, penulis menggunakan gaya sastra yang bersifat narasi. Secara keseluruhan isi injil Lukas merupakan satu kesatuan. Namun alur cerita Lukas 2:1-20 tidak memiliki hubungan dengan perikop sebelumnya, akan tetapi memiliki hubungan dengan perikop sesudahnya.
Menurut kelompok perikop sebelumnya yang menceritakan tentang pujian dari Zakharia, hanya merupakan selingan dari penulis injil Lukas. Dalam hal ini penulis ingin melanjutkan ceritanya yang terputus mengenai pemberitahuan tentang kelahiran Yohanes Pembaptis (Lukas 1:5-25). Meskipun sebelumnya dalam Lukas 1:39-56 dijelaskan bahwa Maria berkunjung ke rumah Zakharia dan Elisabet, menetap kira-kira tiga bulan lamanya lalu pulang kembali ke rumahnya. Namun dalam Lukas 1:57-80 tidak dijelaskan lagi tentang Maria. Ada kemungkinan bahwa penulis kekurangan informasi tentang hal tersebut. Sedangkan perikop sesudahnya merupakan kelanjutan cerita dari Lukas 2:1-20, yang menjelaskan bahwa anak laki-laki itu diberi nama Yesus pada saat ia harus disunatkan.
Terjemahan Sementara
Ayat 1 : Pada hari itu terjadi keluar keputusan dari Kaisar Agustus untuk didaftarkan semua orang kerajaan Romawi.
Ayat 2 : Pendaftaran pertama ini terjadi ketika Kirenius menjadi wali negeri Siria itu.
Ayat 3 : Dan setiap orang sedapat mungkin pergi untuk didaftarkan di kota masing-masing.
Ayat 4 : Maka Yusuf pun pergi dari Galilea dari kota Nazaret ke Betlehem di Yudea yang disebut kota Daud, karena dia adalah berasal dari keturunan Daud,
Ayat 5 : dia mendaftarkan diri bersama dengan Maria yang telah ditunangkan, walaupun sedang hamil.
Ayat 6 : Akan tetapi pada saat mereka berada di situ genaplah waktu dia untuk melahirkan,
Ayat 7 : dia pun melahirkan seorang anak laki-laki yang pertama, bukan hanya membedung melainkan membaringkannya ke dalam tempat makanan ternak, karena tidak ada tempat untuk mereka di rumah penginapan.
Ayat 8 : Dan di daerah mereka itu ada gembala-gembala yang hidup di padang terbuka dan menjaga secara bergilir kawanan ternak mereka pada waktu malam.
Ayat 9 : Malaikat Tuhan pun mendatangi mereka dan kemuliaan Tuhan memancar di sekeliling mereka, dan mereka merasa sangat ketakutan.
Ayat 10 : Tetapi malaikat Tuhan berkata kepada mereka, jangan kamu merasa takut, karena aku memberitakan kabar baik kesukaan besar bagi seluruh bangsa,
Ayat 11 : Bahwa hari ini telah lahir Juru selamat Kristus Tuhan bagimu di kota Daud.
Ayat 12 : dan inilah tanda ajaib bagimu, kamu akan mendapatkan bayi dibedung dan berada di dalam tempat makanan ternak.
Ayat 13 : Tetapi tiba-tiba terjadi bersama dengan malaikat itu khayalak tentara surgawi memuji Tuhan dan berkata,
Ayat 14 : Kemuliaan bagi Allah yang mahatinggi dan damai sejahtera di antara manusia di muka bumi yang berkenan kepada-Nya.
Ayat 15 : Dan setelah itu malaikat-malaikat ke surga pergi dari mereka, gembala-gembala saling berkata agar supaya, pergi sampai ke betlehem dan melihat sesungguhnya peristiwa yang ada dan yang Tuhan telah memberitahukan kepada kita.
Ayat 16 : Dan mereka bergegas pergi dan mereka menemukan baik maria dan yusuf juga bayi itu yang berada di dalam tempat makanan ternak itu.
Ayat 17 : Ketika mereka telah melihat mereka memberitahukan mengenai perkara yang dikatakan kepada mereka tentang anak kecil ini.
Ayat 18 : Dan semua yang mendengar merasa heran tentang hal yang dikatakan oleh gembala-gembala itu kepada mereka.
Ayat 19 : Dan maria lalu menyimpan semua hal-hal ini sambil terus mempertimbangkan di dalam hatinya.
Ayat 20 : gembala-gembala itu pun pulang sambil memuliakan dan memuji Allah karena segala yang telah mereka dengar dan mereka lihat sesuai dengan yang telah dikatakan kepada mereka.
Perbandingan Terjemahan
Terjemahan LAI dengan terjemahan sementara pada dasarnya memiliki alur cerita yang sama, hanya saja dalam penggunaan kosa kata (Yunani-Indonesia) ada perbedaan seperti :
Terjemahan sementara
Terjemahan Baru LAI
Terjemahan Lama
Ayat 1 : Keputusan
Perintah
Titah
Ayat 5 : Hamil
Mengandung
Hamil
Ayat 7 : Membedung, Tempat makanan ternak
Dibungkus dengan lampin, Palungan
Dibedungi dengan kain lampin, palungan
Ayat 10 : Kabar baik
-
-
Ayat 12 : Mendapatkan
Menjumpai
Jumpa
Ayat 16 : Bergegas
Cepat-cepat
Dengan segeranya
Ayat 17 : Anak kecil
Anak
Kanak-kanak
Ayat 19 : Mempertimbangkan
Merenungkan
Berpikir

Perbedaan injil Matius dengan Lukas dalam penceritaan tentang kelahiran Yesus
Selain orang majus dan para gembala, kedua injil ini juga memiliki beberapa perbedaan dari segi penulisan, isi, dan periode.
Dalam segi penulisan, Lukas 1:5-2:40 tampak menulis dari sudut pandang Maria sedangkan Matius tampak menulis dari sudut pandang Yusuf. Dari segi isi, Lukas menceritakan detik-detik menjelang kelahiran Yesus lebih jelas dari Matius[8]. Sedangkan dari periode, tampak cerita para gembala lebih dulu dari cerita tentang orang majus. Hal ini dapat kita analisis dari perintah Herodes untuk membunuh anak-anak di betlehem yang berumur di bawah dua tahun.
Pembagian pokok-pokok pikiran Lukas 2:1-20
Untuk mempermudah penafsiran, kelompok membagi pokok-pokok pikiran dalam tiga bagian sebagai berikut :
Ayat 1-7          = Kelahiran Yesus.
Ayat 8-14        = Malaikat dan para gembala
Ayat 15-20      = Reaksi gembala mendengar kabar dari malaikat
Uraian tafsiran Lukas 2:1-20
Ayat 1-7          = Kelahiran Yesus.
Dalam perikop Lukas 2:1-7. Kelompok menemukan tiga hal penting tentang detik-detik kelahiran Yesus. Yang pertama, Keputusan dari Kaisar Agustus. Yang kedua, Sikap dari tokoh Maria dan Yusuf. Sedangkan yang ketiga, Tempat Yesus dilahirkan.
a)      Keputusan dari Kaisar Agustus.
Pada ayat yang pertama telah dijelaskan bahwa Keputusan tersebut adalah agar semua orang kerajaan Romawi didaftarkan. Tidak dijelaskan apa maksud Agustus mengeluarkan keputusan tersebut. Menurut analisis kelompok berdasarkan keterangan yang ada, hal itu dilakukan Agustus karena cemas dengan mengetahui salah satu persoalan di kerajaan Romawi yaitu angka kelahiran yang rendah dan pembunuhan terhadap bayi sering dilakukan orang tua.[9]
Selain itu, Keputusan tersebut menurut kelompok juga merupakan langkah kedua Allah dalam memulai karya penyelamatan-Nya. Dalam langkah kedua ini Allah menggunakan manusia, yakni seorang Kaisar Romawi[10]. Pada langkah pertama Allah telah menggunakan Malaikat Gabriel (Lukas 1:26-38). Keputusan tersebut pun dapat kita jadikan sebagai latar belakang yang membuat Maria dan Yusuf beranjak dari Nazaret ke Betlehem (ayat 4).
Sedangkan ayat 2 memberikan keterangan bahwa pendaftaran pertama terjadi ketika Kirenius menjadi wali negeri Siria. Menurut keterangan sejarah Kirenius adalah Gubernur Siria dari tahun 6 seb.M, dan selama masa ini ada pemberontakan mengenai diadakannya sensus itu. Lukas menyebutkan nama Kirenius sebagai gubernur yang terkenal yang dibawah pemerintahannya pendaftaran diselesaikan sesudah wafatnya Herodes.[11] Masa tersebut sering dijadikan acuan oleh para ahli untuk mengetahui kapan waktu kelahiran Yesus. Sehingga mereka pun menyimpulkan bahwa Yesus lahir pada tahun 5 atau 4 seb. M.[12]
b)      Tokoh Maria dan Yusuf.
Maria dan Yusuf merupakan dua tokoh yang diceritakan penulis dalam Lukas 2:1-7, yang pergi ke Betlehem untuk mendaftarkan diri. Meskipun sedang hamil, Maria yang berada di Nazaret pada saat itu pun mengadakan perjalanan ke selatan ke Betlehem. Hal ini ia lakukan agar didaftarkan pada kota asal mereka[13].
Maria juga merupakan wanita yang dipilih Allah sebagai perantara untuk kelahiran Yesus. Saat itu Maria telah bertunangan dengan Yusuf, yang juga berasal dari keturunan Daud. (Ayat 4 : Maka Yusuf pun pergi dari Galilea dari kota nazaret ke betlehem di Yudea yang disebut kota Daud, karena dia adalah berasal dari keturunan Daud,) Pada zaman perjanjian baru, pertunangan merupakan penundaan kontrak perkawinan di depan dua saksi.[14] Dalam ayat ini, penulis ingin mempertegas bahwa nubuatan nabi Yesaya tentang kelahiran Yesus adalah benar (Yesaya 7:14). Sebenarnya bisa saja Maria dan Yusuf mendaftarkan diri di Nazaret, namun di sinilah Allah menyatakan kebenaran nubuat para nabi di tengah-tengah umat manusia.
c)      Tempat Yesus dilahirkan.
Betlehem, kota Daud yang terkenal. Terletak 9 km di selatan Yerusalem. Dahulu bernama Efrat (Kejadian 35:19) dan dikenal sebagai Betlehem Yehuda, atau Betlehem Efrata untuk membedakannya dari kota lain yang mempunyai nama yang sama. Betlehem lainya terletak di daerah milik Zebulon (Yosua 19:15), 11 km baratlaut Nazaret.[15] Betlehem juga merupakan nama kota yang telah dinubuatkan 500 tahun sebelum kelahiran Yesus sebagai tempat Yesus dilahirkan (Mikha 5:1). Sedangkan membungkus dengan “Lampin” yang diterjemahkan dalam ayat ke-7 (terjemahan LAI) adalah pakaian biasa untuk seorang anak yang baru lahir.[16] ‘Membedung’ (terjemahan sementara) berarti membarut bayi dengan bedung (kain pembarut bayi).[17]
Nazaret merupakan kota di Galilea Selatan, kira-kira separo jalan antara laut Galilea dan laut tengah. Kota ini adalah kota satelit dari kota saforis, berjarak 6,5 km, dan pada waktu Yesus tinggal di situ berpenduduk kira-kira 500 orang.[18]
Menurut Injil Lukas, tempat makanan ternak (palungan) merupakan tempat pertama Yesus dibaringkan. Dalam hal ini Lukas mungkin bermaksud untuk memberitahukan bahwa Raja di atas segala Raja tidak tertarik dengan kemewahan dunia.
Ayat 8-14        = Malaikat dan para gembala
Gembala, dalam arti harafiah pada zaman duhulu dan sekarang, mengemban panggilan tugas yang banyak tuntutannya. Dia harus mencari rumput dan air di daerah yang kering dan berbatu-batu (maz. 23:2), harus melindungi kawanan domba gembalaannya terhadap cuaca buruk dan binatang buas (amsal 3:12), harus mencari dan membawa kembali setiap domba yang sesat (Yeh 34:8 ; Mat 18:12). Jika tugas-tugasnya mengharuskan ia jauh dari perkemahan gembala, segala kebutuhan utamanya ia bawa dalam suatu kantung (1 Samuel 17:40,49), dan kemah menjadi penginapannya (Kid. 1:8).
Malaikat, menurut etimologi dan pengertian, adalah pesuruh Allah, yang mengenal-Nya muka dengan muka, karena itu mempunyai kelebihan daripada manusia. Malaikat Tuhan digambarkan sebagai makhluk sorgawi yang diutus oleh Allah untuk berurusan dengan manusia sebagai agen pribadi-Nya dan juru bicara-Nya. ‘Kritus Tuhan’ memiliki arti yang diurapi (kristus, berasal dari bahasa ibrani) Tuhan.
‘Tanda’ dalam ayat ke 12 merupakan petunjuk untuk membedakan bayi Yesus dari bayi-bayi lainnya. Karena Alkitab sendiri tidak mengatakan kalau waktu itu hanya Yesus saja yang lahir.
Cerita tentang para gembala yang digambarkan dalam lukas 2:8-15, memperlihatkan bahwa secara implisit penulis ingin memberitahukan tentang tugas kepelayanan Yesus sebagai gembala manusia.
Selain itu juga penulis ingin memperlihatkan perbedaan antara Yesus dan Daud. Di mana menurut keterangan Perjanjian Lama (1samuel 17:15), sebelum menjadi raja atas Israel, daud adalah seorang gembala. Begitu juga dengan Yesus, sebelum menjadi Raja setelah kebangkitan-Nya (menurut kesaksian Alkitab). Ia adalah “gembala” manusia.
Ayat 15-20      = Reaksi gembala mendengar kabar dari malaikat
Pada bagian ini, penulis menjelaskan bagaimana reaksi para gembala setelah kepergian Malaikat Tuhan. Kata ‘bergegas’, memperlihatkan semangat dari para gembala untuk melihat apa yang telah Malaikat Tuhan katakan pada mereka.
Sedangkan dalam ayat 17-20, para gembala setelah tiba di Betlehem dan bertemu dengan Maria, Yusuf dan bayi Yesus. Langsung menceritakan tentang hal apa yang membuat mereka datang ke tempat itu. ‘Gembala-gembala itu pun pulang sambil memuliakan dan memuji Allah’, memperlihatkan bahwa gembala-gembala itu begitu bersuka cita atas apa yang telah mereka alami.
Teologi Naskah
  1. Kelahiran Juru Selamat merupakan kesukaan besar bagi seluruh bangsa.
  2. Otoritas Allah menggunakan siapa saja yang Ia kehendaki dalam menjalankan rancangan-Nya.
  3. Nubuat bukan ramalan melainkan rancangan Allah untuk masa depan umat-Nya.
Refleksi Teologis
Banyak orang Kristen mengakui atau mengklaim bahwa Yesus hanya milik mereka sendiri. Kristus hanya milik orang Kristen, sehingga keselamatanpun hanya milik orang Kristen, atau mereka yang disebut pengikut Kristus. Padahal Alkitab menyatakan bahwa Yesus datang atau Yesus dilahirkan bukan hanya untuk satu golongan tertentu saja.
Hal yang mengklaim bahwa hanya orang kristen sajalah yang dapat digunakan Allah untuk menjadi alat keselamatan Allah, atau alat Allah untuk menyatakan kehendakNya bagi dunia, memang perlu untuk dikoreksi, apakah memang benar begitu?
Dari cerita Lukas 2:1-20, ternyata seorang kaisar Romawi yang percaya akan takhayul pun dapat digunakan Allah untuk menyatakan kehendak-Nya bagi dunia. Selain itu bercermin dari perikop “kisah tentang kelahiran Yesus” yang ada dalam Lukas 2:1-20. Kesederhanaan yang digambar oleh penulis dengan kedatangan para gembala mau mengajarkan kepada kita yang selama ini merayakan hari kelahiran Yesus (Natal) dengan pesta yang meriah untuk mengerti dan memahami apa sebenarnya maksud dari kelahiran Yesus.
Konsep kemewahan telah menyelimuti gereja, sehingga setiap hendak merayakan hari kelahiran Yesus pun gereja mengeluarkan dana yang besar untuk memeriahkan acara tersebut. Apakah seperti itu yang Allah maksudkan? Apakah demi kemewahan Yesus datang ke dunia?
Gereja Tuhan perlu untuk melihat kembali sejauh mana mereka telah peduli terhadap sesamanya. Dana besar untuk memeriahkan hari kelahiran Yesus memang baik, tetapi alangkah baiknya ketika gereja memahami bahwa dana tersebut dapat digunakan ke hal yang lebih berguna, seperti menyumbang ke panti asuhan, memberi makan para pengemis dan memberi bantuan kepada orang yang membutuhkan.
Alasan setahun sekali, selalu dijadikan tameng untuk menyelamatkan gereja dari pandangan bahwa gereja telah di selimut kemewahan. Hal ini menimbulkan pertanyaan apakah benar kelahiran Yesus hanya untuk dikenang setahun sekali?


PENUTUP
Dari hasil pembahasan tentang “kisah kelahiran Yesus” yang terdapat dalam Lukas 2:1-20, dapat ditarik kesimpulan. Bahwa “kisah kelahiran Yesus” menceritakan tentang misi Allah bagi dunia yang kita kenal dengan karya penyelamatan Allah lewat Yesus.
Dalam  karya penyelamtan-Nya, Dia yang mempunyai otoritas. Otoritas Allah dapat kita lihat dalam tindakan-tindakan-Nya, yang pertama, Allah menggunakan malaikat-Nya (malaikat Gabriel) dan yang kedua, Allah menggunakan manusia. Dari dua tindakan Allah ini, memperlihatkan cara kerja Allah.
Kelahiran Yesus merupakan penggenapan dari nubuat-nubuat para nabi, maksudnya agar nubuat itu memang benar-benar terjadi dan bukan hanya ramalan saja, Karena nubuat adalah rancangan Allah untuk masa depan umat-Nya sehingga harus digenapi. Selain untuk menggenapi nubuat, kelahiran Yesus juga memperlihatkan bagai mana tugas dari gembala itu, yang dalam Perjanjian Lama sudah diperlihatkan oleh Daud dan dalam kitab Mazmur menjelaskan tugas dari gembala itu sendiri. Gembala dalam hal kelahiran Yesus dipakai sebagai sarana untuk menyaksikan kelahiran Yesus dan juga “penyampai” berita sukacita bagi banyak orang.
Makna yang lebih dalam lagi dari gembala sesudah diperlihatkan secara implisit oleh Lukas dalam kelahiran Yesus di kandang domba yaitu, “kesederhanaan”. 



DAFTAR PUSTAKA

Alkitab Lembaga Alkitab Indonesia, 2002
  • Kamus dan Ensiklopedi
Kamus Besar Bahasa Indonesia jilid III. Jakarta : Balai pustaka, 2007.
Douglas, J. D. (ed). Ensiklopedi Alkitab Masa Kini jilid I dan II. Jakarta : Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OFM, 2007.
Barclay M. Newman JR, Kamus Yunani-Indonesia untuk PB. Jakarta : BPK Gunung Mulia, 2008.
Sutanto, Hasan. Interlinear Perjanjian Baru. Jakarta : Lembaga Alkitab Indonesia, 2004
Browning W.R.F., Kamus Alkitab. Jakarta : BPK Gunung Mulia, 2007.

Buku-buku penunjang :
Bruggen, van Jakob, Kristus di Bumi. Jakarta : BPK Gunung Mulia, 2001.
Groenen, C. Pengantar Ke dalam perjanjian. Yogyakarta: Kanisius, 1984
Gutrie, Donald. Tafsiran Alkitab Masa Kini Jilid 3. Jakarta : Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OFM, 1986
Jagersme, H. Dari Aleksander Agung sampai Barkoba.  Jakarta : BPK Gunung Mulia, 2001
Keene, Michael.  Alkitab Sejarah, Proses Terbentuk, dan Pengaruhnya. Yogyakarta : Kanisius, 2006
Ludwing, Charles. Para Penguasa Pada Zaman Perjanjian Baru. Bandung : Yayasan Kalam Hidup, 2007
Stambaugh, John & David Balch. Dunia sosial kekristenan mula-mula. Jakarta : BPK Gunung Mulia, 2001
Tenney, Merrill C. Survei Perjanjian Baru. Malang : Gandum Mas, 2003







[1] EAMK jilid II, (Jakarta : Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OFM), halaman 589.
[2] C. Groenen, Pengantar Ke dalam perjanjian Baru (Yogyakarta: Kanisius, 1984) hlm. 124.
[3] Merrill C. Teney, Survei Perjanjian Baru (Malang : Gandum Mas, 2003), halaman 225.
[4] EAMK jilid I, (Jakarta : Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OFM), halaman 654.
[5] Ibid Teney, halaman 221.
[6] H. Jagersma, Dari Aleksander Agung sampai Barkoba (Jakarta : BPK Gunung Mulia, 2001), halaman 147.
[7] Keterangan lebih lanjut baca : John Stambaugh & David Balch, Dunia sosial kekristenan mula-mula, (Jakarta : BPK Gunung Mulia, 2001).
[8] Lukas menggambarkan tempat kelahiran Yesus tidak di dalam rumah, sedangkan Matius menggambarkan dengan jelas bahwa orang majus mengunjungi Yesus di rumah.
[9] Lihat Charles Ludwing, Para Penguasa Pada Zaman Perjanjian Baru, (Bandung : Yayasan Kalam Hidup, 2007), halaman 33-35.
[10] Perlu untuk kita mengerti bahwa cara Allah menggunakan Kaisar Agustus dan Maria berbeda.
[11] Tafsiran Alkitab Masa Kini Jilid 3, (Jakarta : Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OFM), halaman 203.
[12] Michael Keene, Alkitab Sejarah, Proses Terbentuk, dan Pengaruhnya, (Yogyakarta : Kanisius, 2006), halaman 27.
[13] Secara implisit menjelaskan bahwa Maria juga sama dengan Yusuf yang berasal dari keturunan Daud.
[14] Ibid Keene, halaman 27.
[15] Ibid EAMK jilid I, halaman 188.
[16] Ibid Tafsiran Alkitab Masa Kini Jilid 3,  halaman 203.
[17] Kamus Besar Bahasa Indonesia jili III (Jakarta : Balai pustaka), halaman 120.
[18] W.R.F. Browning, Kamus Alkitab (Jakarta : BPK Gunung Mulia), halaman 288.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

About

Berpikir untuk menuju suatu perubahan yang lebih baik kelihatan menarik dari pada bertahan pada pemikiran masa lampau...

Postingan Populer

Recent Posts

Download