Definisi
Homiletika
Kata
homiletika sebenarnya tidak terdapat dalam kamus besar bahasa Indonesia. Dalam
bahasa Inggris, istilah Homiletika baru muncul pada abad ke-17, dan sejak itu
kata ini dipakai untuk menunjukkan ilmu berkhotbah. Di kalangan orang Kristen,
arti sempit kata ini menunjuk suatu mata pelajaran praktis di seminar yang
mengajarkan mahasiswa/i membuat dan menyampaikan khotbah. Arti lebih luas kata
ini menunjuk studi berkhotbah. Jadi homiletika berkaitan dengan penyelidikkan,
pembahasan, pengembangan ilmu dan praktik berkhotbah. Homiletika berhubungan
dengan teologi (atau ilmu) dan seni.
Berkhotbah
adalah sebuah tugas rohani yang penting dan mulia. Pengkhotbah adalah seorang
yang dipanggil Tuhan dan dipercayai umat Tuhan untuk menjelaskan firman-Nya.
Itulah sebabnya materi Homiletika meliputi 4 bagian, ayaitu:
1. Jati
diri seorang pengkhotbah;
2. Syarat
dan persiapan menjadi seorang pengkhotbah;
3. Penulis
naskah khotbah;
4. Penyampaian
khotbah secara lisan.
Definisi
berkhotbah sangat tergantung pada\Teologi yang diyakini orang yang
bersangkutan. Selain teologi, unsure-unsur lain seperti bahasa, latar belakang
dan budaya juga ikut menentukan pemahaman seorang akan khotbah. Contohnya: kata
Homily dalam bahasa Inggris biasanya
menunjukkan khotbah yang pendek yang dibuat berdasarkan bagian Alkitab yang
pendek pula. Khotbah jenis ini pada umumnya disampaikan dalam kebaktian
pemberkatan pernikahan, perkabungan, dan yang sejenisnya. Sedang menurut kamus
besar bahasa Indonesia (edisi ketiga, 2001), Homily adalah khotbah yang berkaitan dengan isi kitab suci. Atau
menurut Stanfield, “Homily”
menunjukkanpembicaraan berdasarkan Alkitab. (baca Baker’s Dictionary of practical teolog, hlm. 50). Kamus Besar Bahasa Indonesia (edisi
ketiga, 2001)melihat khotbah sebagai pidato (terutama yang menguraikan ajaran
agama). Webster’s new universal unbridged
dictionary (Second Edition, 1983) memberi pengertian Sermon sebagai
berikut: 1. Suatu pidato, pembicaraan atau tulisan. 2. Suatu pembicaraan yang
disampaikan didepan umum, khususnya oleh seorang rohaniawan atau pengkhotbah
dari mimbar, dengan mengutip suatu bagian Alkitab, yang bertujuan menyampaikan
ajaran agama atau mengajarkan moralitas; suatu pembicaraan yang mirip yang
ditulis atau dicetak, baik disampaikan atau tidak; suatu Homily. 2. Suatu nasihat, teguran atau kritikan serius; suatu
pidato tentang kelakuan atau kewajiban seseorang, khususnya yang disampaikan
panjang lebar, menjemukan dan mengganggu.
Homiletika
berasal dari bahasa Yunani tak bisa lepas dari kata Technne yang berarti ilmu
pergaulan, atau bercakap-cakap. Dalam techne homiletika ini terkandung unsure homilia yang berarti percakapan dengan
ramah-tamah, percakapan dari hati ke hati. Dalam PB kata kerja homilein dapat
kita lihat lewat kesaksian Injil dan Kisah Para Rasul.
Ada
beberapa kata yang diturunkan dari kata kerja Homilein – kerisein =
memberitakan, mengabarkan. Istilah ini tak menyatakan apa-apa tentang isi yang
diberitakan tetapi menitik beratkan tentang hubungan antara dirinya atau
pemberita dengan isi beritanya.
Evangelizeztihm = memberitakan
kabar kesukaan. Istilah ini menyatakan sesuatu tentang isi berita kemenangan
besar yang berarti memuji selamat atas kemenangan Tuhan. Hala yang memberitakan
ini adalah murid-murid (dalam PB). Martirein kata ini mula-mula berhubungan
dengan pengadilan dalam Injil dan surut-surat Yohanes. Kesaksian ini menekankan
suatu pengakuan dalam rangka meyakinkan orang lain dan si penyaksi akan
mempertahankan kesaksiannya sampai mati.
Didaskein
kata ini biasanya dihubungkan dengan tafsiran/mengartikan kitab suci. Didasken
juga dipergunakan dihubungkan pada pengajaran yang mereka percaya.
Khotbah
adalah ilmu bercakap-cakap
1. Kalau
gereja berkhotbah maka itu dilihat sebagai komunikasi antara gereja dan
manusia. Martin Luther berkata khotbah adalah unsure termulia.
2. Kalau
gereja berkhotbah berarti gereja mau mendidik dan memimpin anggota jemaat.
3. Kalau
gereja berkhotbah berarti menumbuhkan kesadaran religius anggota jematnya.
4. Gereja
berkhotbah berarti membangun hidup kerohanian anggota jemaat.
5. Gereja
berkhotbah untuk membela dan mempertahankan kebenaran.
6. Gereja
harus sadar bahwa berkhotbah merupakan tugas dan pelayanan yang diembannya
(perintah Allah). Khotbah harus bersumber dari Alkitab, dan amanat harus
disampaikan pada jemaat (amanat yang berasal dari Alkitab). Berkhotbah berarti
memberitakan perbuatan Allah yang besar.
7. Gereja
berkhotbah berarti anggota jemaat diberikan masalah pertobatan.
8. Kalau gereja berkhotbah maka tidak terbatas
pada mimbar, tetapi dalam ruang dunia.
Beberapa
hal yang berkaitan erat dengan Khotbah :
1. Khotbah
erat kaitannya dengan sejarah gereja. Pengkhotbah harus mengetahui sepanjang
abad gereja mengalami pergumulan. Lewat sejarah gereja si pengkhotbah
mempelajari bahaya yang selalu mengancam gereja.
2. Khotbah
sangat berkaitan erat dengan pengembalaan. Sebab dalam percakapan dengan
anggota jemaat. Firmanlah yang berperan antara pastor dan jemaat, didalam
percakapan dengan anggota jemaat. Pastor dapat menemukan pokok-pokok mana yang
perlu diangkat dalam khotbahnya, karena itu didalam khotbahnya pun terjadi
pengembalaan terhadap anggota jemaat seluruhnya.
3. khotbah
erat kaitannya dengan liturgy, sebab menjadi bagian dalam liturgi. Didalam
liturgy disusun beberapa dialog atau percakapan tentang firman Allah antara
satu dengan yang lainnya, sehingga betul-betul terjadi antara jemaat dengan
Allah. Liturgy tanpa khotbah, tidaklah tepat demikan pulalah sebaliknya
dalam
perjanjian lama seperti kitab Ulangan, kita menemukan khotbah untuk Israel.
Karena itu, nabi-nabi menyampaikan dua pokok penting dalam penderitaannya,
yaitu:
1. memberitakan
hukuman atas dosa karena ketegaran umat.
2. Berita
atau kabar keselamatan.
Akan
tetapi, metode yang digunakan para Nabi ialah mengabarkan Firman Tuhan secara
langsung. Di Sinagoge baru disampaikan khotbah nats. Khotbah pada zaman PB yang
terkenal adalah khotbah di bukit, khotbah Petrus dan Paulus. Khotbah Petrus dan
Paulus merupakan corak khotbah pokok-pokok tertentu di setiap tempat dalam
khotbah misionernya.
Khotbah
tema, perikop, dan nats.
Khotbah
tema : hati-hati dalam memilih tema, karena itu kenalilah bacaan yang kita
baca, usahakan khotbah mudah dipahami orang.
Khotbah
nats : mengambil 1 atau 2 ayat yang dianggap penting. Periksalah apakah nats
itu mengandung arti kiasan. Ingatlah keadaan penulis dan orang yang
diceritakannya. Ada kebiasaan untuk memudahkan penafsiran. Juga memilih nats
khotbah setelah khotbah disusun.
Khotbah
perikop adalah khotbah yang diambil dari bagian Alkitab yang terdiri beberapa
atau banyak yang satu ini buat khotbah ini.
Ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan seseorang dalam berkhotbah:
1. Konteks
atau situasi dimana ia akan berkhotbah,
2. Pengenaan
khotbah (isi khotbah) dengan acara ibadah (ibadah Hut, ibadah ucapan syukur,
dsbnya) yang diselenggarakan.
3. Gerak tubuh dan anggota tubuh,
4. Mimik,
5. Suara,
6. Sapu
tangan harus ada,
Beberapa
hal utama yang perlu diperhatikan seseorang dalam menyusun khotbah:
1. Berdoa,
2. Membaca
Alkitab berulang-ulang kali,
3. Mangangkat
isu-isu sentral dan terkini,
4. Memperhatikan
konteks masa lalu, masa kini, dan masa yang akan datang,
5. Harus
jelas dan tidak lari dari konteks.
salam kenal, bpk/fr/pastor. saya mau bertanya, apakah ada syarat-syarat atau ciri-ciri atau kriteria bagi seseorang untuk menjadi pengkhotbah yang baik. terimakasih
BalasHapustrims
BalasHapus